Selasa, 13 Januari 2009

Malaysia Tuding Aktivis Etnis India Terkait Teroris



Otoritas Malaysia benar-benar menindak keras para aktivis etnis India yang menggelar aksi unjuk rasa ilegal belum lama ini. Kepala kepolisian Malaysia bahkan menuding para aktivis tersebut mempunyai kaitan dengan kelompok teroris.

Tuduhan ini bisa membuat para aktivis ditahan tanpa persidangan sesuai aturan UU Keamanan Dalam Negeri (ISA).

Hindraf, kelompok HAM etnis India bulan lalu mengorganisir aksi protes antidiskriminasi. Aksi itu dibubarkan polisi dengan menggunakan gas air mata dan meriam air.

Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia Musa Hassan menuduh Hindraf mencari dukungan dari para teroris. Kelompok itu juga dituduh merusak reputasi Malaysia dan memancing kebencian rasial.

“Belakangan ini ada indikasi bahwa Hindraf berusaha mencari dukungan dan bantuan dari kelompok teroris,” cetus Musa seperti diberitakan kantor berita resmi Malaysia, Bernama, Jumat (7/12/2007).

Musa membantah klaim Hindraf bahwa etnis India yang mencakup 8 persen populasi Malaysia, dibiarkan tertinggal dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan kemakmuran. Menurut Musa, klaim tersebut “keliru, tidak berdasar dan jahat.”

“Tindakan mereka juga berpotensi menimbulkan konflik rasial di negara ini,” tandas Musa.

Sudah Kakek-kakek, TKI di Malaysia Digebuki Hingga Lumpuh


Ari Saputra - detikNews
Jakarta - Kejam nian pemuda Malaysia yang menyiksa Tan Kong Jam, TKI asal Medan. Meski sudah berusia 63 tahun, dia tidak luput dari kekejaman warga Malaysia. Tempurung dengkul Tan Kong remuk dan badannya memar-memar.

Tan Kong tergeletak lemah tak berdaya di rumah sakit Koja, Jakarta Utara. Tatapan matanya kosong. Tan Kong yang sudah lumpuh hanya bisa tidur di atas kasur rumah sakit.

"Mimiknya selalu takut ketemu orang asing. Sulit diajak bicara. Dia panik dan ketakutan," kata Darto dari Serikat Buruh Migran Indonesia(SBMI) yang mendampingi korban di RSUD Koja, Jl Jampea, Jakarta Utara, Selasa, (6/11/2007).

Terdamparnya Tan Kong di RS Koja berawal ketika dia berada di Malaysia. Dia dirampok oleh seorang pemuda tanggung Malaysia. Pemuda tersebut kemudian mengambil uang dan surat-surat berharga milik kakek tua tersebut.

Belum puas harta bendanya diambil, pemuda itu menghajar kakek tua tersebut. Bak.. buk.. bak.. buk... Tan Kong diinjak-injak, ditendang, dan dipukuli. Badannya babak belur dan tempurung dengkulnya remuk.

Tan Kong dapat pulang ke Indonesia dengan menumpang kapal Dobon Solo yang mendarat di pelabuhan Tanjung Priok. Ia langsung dipapah dan dilarikan ke RSUD Koja untuk mendapat perawatan.

"Kami akan minta pemerintah turut membantu. Ini penganiayaan. Tan Kong juga sempat dipenjara dianggap illegal karena suratnya diambil rampok," imbuh Darto.
(Ari/ana) Selasa, 06/11/2007 16:41 WIB